PENGALAMAN BAWA KUCING NAIK PESAWAT

https://youtu.be/-1B5VdeaYEY

https://youtu.be/-w946vNFfS8

Hai netter......Nama saya Yogi Priyoko
Saya mau menceritakan pengalaman saya bawa kucing naik pesawat.
Tanggal 1 agustus 2017 kami sekeluarga memutuskan pindah dari Batam ke Palembang, sebelum tanggal tersebut kami mempersiapkan segalanya termasuk memikirkan kucing kami(kucing kampung) yang kami beri nama Kiplik, apakah mau dibawa atau ditinggal di Batam.
Kiplik bagi kami sudah seperti anggota keluarga, karena kami sangat menyayanginya, bahkan tidurpun ikut di kasur bersama saya kadang bersama anak saya.
Saya mencari info dari berbagai sumber bagaimana cara membawa kucing naik pesawat beserta info biayanya.

                                                                             Foto Kiplik

Ada info dari teman istri saya bahwa biaya membawa kucing mencapai Rp. 3 juta, belum lagi harus dikarantina terlebih dahulu katanya. Hal ini membuat saya jadi berpikir kembali untuk memutuskan membawa kucing ikut pindah atau tidak, mengingat saat itu kondisi keuangan kami  sedang tidak stabil.

Saya bilang ke anak-anak kalau Kiplik akan ditinggal di Batam karena tidak sanggup biayanya untuk membawa pindah. Hari demi hari mendekati tanggal 1 Agustus membuat saya galau karena tidak tega meninggalkan Kiplik sendiri di Batam karena kami sangat sayang, tapi kalau mau dibawa kami tidak sanggup dengan biaya sebesar itu, belum lagi kebayang ribet urusannya.
Karena anak -anak selalu memaksa untuk membawa Kiplik, akhirnya saya mencoba mencari info-info yang lebih akurat di internet, ada info dari internet yang melegakan saya bahwa kucing bisa ikut pindah dengan cara dikirim lewat cargo bandara. Kemudian saya coba tilpon pihak cargo  bandara Hang Nadim Batam. Diberikan penjelasan oleh pihak cargo prosedur dan biayanya. Biayanya oleh cargo dianggap minimal 10 kg dan ditambah surcharge 100%, cargo Batam Palembang per kilo Rp.14 ribu, jadi totalnya Rp.140ribu ditambah surcharge 100% Rp.140ribu total Rp. 280ribu.
Saya coba tilpon cargo lain, untuk kucing minta Rp. 33 ribu per kilo, minimal 10kg, jadi Rp. 330ribu untuk seekor kucing.
Kemudian saya tilpon kantor karantina Batam untuk menanyakan proses membawa kucing lewat udara, kemudian disarankan untuk minta surat kesehatan hewan dahulu ke dinas Kelautan Perikanan Pertanian yang ada di Sekupang Batam sebelum ke karantina.
Untuk lebih melengkapi info lanjutan, saya tilpon ke call center Lion Air untuk menanyakan prosedur membawa kucing, jawaban yang diberikan belum memuaskan saya karena kurang jelas, hari berikutnya saya coba lagi tilpon ke call center Lion Air, penjelasannya lebih detail dan lebih meyakinkan saya.

Setelah Saya mencari info dari berbagai sumber, maka saya simpulkan prosesnya adalah sebagai berikut:
1. Meminta Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) ke Dinas Kelautan Perikanan Pertanian dengan membawa kucing.
2. Membawa kucing ke kantor karantina yang ada di area cargo bandara setelah itu meminta  surat ijin keluar membawa binatang dari Batam ke Palembang.
3, Pilih cargo yang akan membawa kucing.

Setelah mendapat gambaran jelas tentang proses pengiriman kucing, saya persiapkan kandang untuk membawanya. Saya mencari di online shop tetapi tidak ada yang cocok karena mahal & juga berat di ongkos kirimnya. Saya coba cari di Pet shop yang ada di Batam, akhirnya saya mendapatkan kandang kucing di Pet Shop di area  Puriloka sungai panas dengan harga Rp. 260 ribu. Ukurannya lumayan cukup besar seperti gambar dibawah ini.

Pet chargo untuk Kiplik

Setelah membeli kandang  untuk Kiplik, saya mencoba memasukkan kucing ke dalam kandang, awal nya diam tapi lama lama dia memberontak minta keluar karena tidak betah didalam kandang. Hari berikutnya saya coba meletakkan makanan dia di dalam kandang,  si Kiplik mau masuk ke kandang karena ada makanan didlmnya tetapi pada saat makanan habis dia berontak lagi minta keluar. Saya jadi berfikir bagaimana nanti jika jadi dicargo "apakah akan berontak terus ya?" tidak tega juga kalau harus dikurung berjam-jam.

Hari berikutnya, saatnya untuk membawa Kiplik ke Kantor Dinas Kelautan Perikanan & Pertanian yang ada di Sekupang Batam untuk meminta Surat Keterangan Kesehatan Hewan. Jarak dari rumah saya Marchelia Batam Center sekitar 15 km. Waktu itu siang sekitar jam. 13.30 wib Kiplik saya bawa dengan menggunakan motor bersama istri, selama perjalanan ternyata Kiplik tidak berontak sama sekali, sepertinya sudah mengerti kalau sedang naik kendaraan bahkan menikmati semilirnya angin saat kendaraan melaju. Ini adalah pengalaman pertama Kiplik jalan-jalan jauh naik motor.

Sekitar setengah jam tiba di kantor yang dituju dan ternyata di dalam area tsb ada sebuah puskesmas hewan, disitulah saya masuk membawa Kiplik. Setelah mendaftar saya harus menunggu kembali sekitar setengah jam lebih. Setelah setengah jam berlalu maka giliran saya dipanggil oleh dokter hewan dan beliau mempersilahkan saya masuk ke ruangannya bersama Kiplik untuk diperiksa. Saat akan dilakukan pemeriksaan, Kiplik harus saya keluarkan dari kandangnya, dilihat dari ekspresi wajahnya Kiplik agak kebingungan , mungkin karena tempat tsb  asing buat dia. Dokter menimbang berat badan Kiplik lalu ditanya apakah nafsu makan normal, dan lain-lain tentang masalah kesehatan Kiplik. Karena belum pernah di vaksin maka dokter memberikan vaksin pada Kiplik serta memberikan obat cacing.
Setelah selesai diperiksa & diberikan vaksin oleh dokter, dokter  meminta biaya Rp.150,000 di ruangan tersebut tanpa memberikan kwitansi.
Setelah selesai pemeriksaan, saya dipersilahkan menunggu di depan di tempat pendaftaran untuk dibuatkan surat keterangan. Setelah menunggu sekitar setengah jam surat keterangan sehat hewan selesai. Perlu diketahui untuk pembuatan surat sehat hewan gratis, kalau saya disuruh bayar Rp.150,000 mungkin untuk biaya vaksin hewan, seandainya sudah pernah vaksin maka tidak perlu vaksin dan bikin suratnya gratis.

                   

           Buku bukti sudah di vaksin  

    

                

                                                                 Surat keterangan sehat hewan

Setelah selesai kami pulang dengan membawa Kiplik kembali. Saat kami pulang cuaca lagi panas dan dalam perjalanan pulang kami melihat ada pedagang es, mampirlah kami untuk melepas dahaga, maaf tidak kami sertakan fotonya takutnya pembaca pingin minum es juga.
Setelah selesai minum es kami pulang, dalam perjalanan pulang Kiplik duduk santai di dalam kandangnya.
Sehari setelah itu Kiplik jadi lemas, dikasih makan muntah, sepertinya efek vaksin. Saya jadi khawatir karena beberapa hari lagi siap berangkat, takutnya pas mau berangkat ke karantina tidak disetujui.
Alhamdulillah pas hari H mau berangkat kondisi Kiplik sudah berangsur membaik dan doyan makan.
Sekitar 6 -7 jam sebelum berangkat Kiplik kami bawa dengan motor bersama anak saya ke kantor karantina yang ada di dekat cargo bandara Hang Nadim Batam dan rencana sekalian mau dicargo.
Sampai di kantor karantina kami disambut dengan ramah oleh petugas karantina dan dibuatkan surat ijin keluar untuk hewan. Sekitar 20 menit kami menunggu selesailah suratnya dibuat dan diminta biaya resmi Rp.15,000. Setelah pembuatan surat selesai lalu saya tanya jawab dg petugas karantina dan mengemukakan keinginan saya utk mau membawa kucing via cargo, tapi petugasnya malah menyarankan jangan lewat cargo, kalau cuma 1 ekor nanti bawa saja masuk bagasi, dan untuk Lion Air dikenakan bea bagasi 5 kg.
Setelah dapat saran dari petugas karantina maka saya urungkan untuk via cargo, kemudian Kiplik saya bawa pulang kembali dan ikut bersama kami penerbangan jam 17.10

Surat dari karantina

Pada Jam: 15.00 lebih saya berangkat dari rumah menuju bandara dan tak lupa Kiplik kami bawa bersama kandangnya, dalam perjalanan Kiplik langsung diam menikmati perjalanan naik mobil ke bandara yang berjarak sekitar 14 km dari rumah. Karena kami pindahan jadi bawaan kami sangatlah banyak hingga melibatkan 3 mobil yang mengantarnya.
Sesampai di bandara kami pamit dan bersalam-salaman dengan tetangga yang mengantar dan sebagian ada sedih haru sambil menangis karena mau pisah, duh sedih  sekali pada saat itu.
Saat kami masuk x-ray saya agak cemas karena takut banyak pertanyaan atau hambatan dari pihak sekurity bandara. Dan akhirnya lancar masuk pemeriksaan x-ray bandara.
Kemudian antri check-in tiket. Saat check-in beberapa orang pada memperhatikan kotak kiplik yang saya bawa, bahkan ada orang yang bertanya keheranan apa boleh bawa kucing? katanya. Kami jawab boleh dengan nada yang belum begitu yakin karena kami pun baru pertama kali. Saat antri check-in kami pun masih belum tahu apakah nanti akan bisa dibawa bagasi.
Setelah lama antri akhirnya giliran kami untuk check-in dan kandang kiplik saya taruh di penimbangan bagasi sambil menyodorkan surat karantina. Selanjutnya khusus penanganan hewan ada bagian tersendiri untuk membuat surat pengangkutan udara. Untuk kucing kena bagasi 5 kg ke Palembang per kilo Rp.11,000 jadi untuk kucing kena biaya bagasi Rp.55,000.

Surat pernyataan dan Surat Pengangkutan Lion Air

Setelah check-in selesai kami masuk ke ruang tunggu pesawat, sedangkan Kiplik dibawa oleh petugas berbeda dengan masuknya barang bagasi.
Setelah kami menunggu beberapa lama ternyata penerbangan kami ditunda selama 1 jam, setelah menunggu akhirnya kami bisa terbang ke Palembang.
 Saat di pesawat kami dan anak-anak saling membayangkan reaksi kiplik saat pesawat mau mengudara, suaranya sangat gemuruh, mungkinkah Kiplik panik atau bagaimana entahlah....
Satu jam mengudara Alhamdulillah kami pun sampai di Palembang, turun dari pesawat langsung antri di bagian pengambilan bagasi. Satu persatu bagasi kami sudah kami ambil hingga semua bagasi semua penumpang telah selesai. Namun kenapa Kiplik belum nongol juga? Saya pun langsung menanyakan ke bagian penurunan bagasi, petugas bagasi menjawab bahwa ada mobil khusus yang membawa Kiplik dari cargo katanya. Setelah Kiplik sampai dg dibawa oleh petugas bagasi & langsung diserahkan ke saya, ini menunjukkan bahwa Kiplik tidak dicampur bertumpuk dengan bagasi barang, ada tempat khusus dibagasi pesawat.


Kesimpulan prosedur membawa kucing naik pesawat:

1. Meminta Surat Keterangan Kesehatan Hewan di kantor Perikanan Kelautan Pertanian dengan membawa kucing, biaya gratis. Untuk kucing  harus sudah di vaksin, bawa buku vaksinnya, jika belum vaksin  maka akan divaksin terlebih dulu.
2. Meminta surat pengeluaran hewan ke kantor karantina yang ada di terminal cargo bandara, sebaiknya beberapa jam sebelum keberangkatan dengan membawa hewan yang akan diangkut. Proses di karantina tidak terlalu lama, hanya pengecekan hewan dan dibuatkan suratnya.
3. Saat check-in harus menunjukkan surat yang diberikan oleh kantor karantina ke petugas check -in lalu akan dibuatkan surat pernyataan dan surat pengangkutan hewan. Biaya kena minimal bagasi 5 kg.

Demikianlah kisah perjalanan saya membawa kucing kesayangan pindah antar pulau.

                                               Semoga Kiplik senang ya di Palembang